Bersama Dinas Pendidikan Kota Serang Gelar ToT Kesiapsiagaan Hadapi Bencana
Mengenakan jas lab putih, sekitar 40 guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pengurus Ikatan Guru Taman Kanak-kanak (IGTK) dan Himpunan Pendidik dan Tenaga Pendidik Anak Usia Dini (HIMPAUDI) Kota Serang, Banten, menyusun kerangka bangunan dari lidi dan potongan gabus.
Mereka menyusun bangunan segi empat, segi empat dua tingkat dan segi lima. Setelah kerangka bangunan jadi, lantas masing-masing disimpan di atas tanah di kotak plastik. Berikutnya, masing-masing kotak digoyang-goyang. Mula-mula pelan dan makin lama main keras digoyang. Ternyata, bangunan segi lima lebih tahan goyang daripada bentuk lainnya.
“Ini memberi pelajaran bagi kita tentang bangunan seperti apa yang lebih tahan gempa. Ini pengetahuan yang wajib dketahui para guru PAUD dan untuk diajarkan pada anak didik di PAUD masing-masing. “Demikian dikatakan Ella Yuaelawati, Founder dan pimpinan Rumah Komunitas Kreatif, dihadapan peserta pelatihan.
Pelajaran lain, lanjut Ella, bangunan tradisional yang terbuat dari kayu dan bambu lebih tahan gempa dibanding bangunan dari tembok.
40 peserta itu mengikuti Pelatihan untuk Pelatih (Training of Trainer atau ToT) Kesiapsiagaan Bencana untuk PAUD : Memahami dan Mengatasi Situasi Darurat Bencana. Pelatihan untuk Pelatih itu digelar Yayasan Rumah Komunitas Kreatif bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Serang dan didukung New Zealand Aid Program. Bertempat di Rumah Komunitas Kreatif, Jatiwaringin, Bekasi Selatan, pada Sabtu, 7 September 2019.
Tak hanya memahami dan mengatasi bencana gempa, peserta juga diajarkan tentang apa, dan bagaimana mengatasi bencana tanah longsor, tsunami, letusan gunung berapi dan bencana-bencana lainnya.
Contohnya ketika terjadi bencana gempa bumi yang berlanjut tsunami. Menurut Ella, belum banyak yang tahu sikap yang tepat. “Kalau kita berada di darat, sebaiknya segera menjauh dari pantai dan menuju tempat yang lebih tinggi. Tapi bila kebetulan berada di laut, misalnya nelayan, saat tsunami datang, juga jangan mendekati pantai, sebaiknya semakin jauh ke tengah laut “jelas Ketua Rumah Komunitas Kreatif tersebut.
Sebab, lanjutnya, saat tsunami datang, air laut akan meninggi saat mendekati pantai dan merendah di tengah laut sehingga relatif lebih aman bagi pelaut.
Menurut Ella, Indonesia itu berada di wilayah cincin api yang rawan bencana, utamanya gempa bumi, tsnami, banjir, dan tanah longsor. “Kalau kita tidak mengerti dan memahami bencana dan bagaimana mengatasinya, bagaimana dengan anak-anak?” tanyanya.
Ditegaskannya, bencana itu, utamanya gempa bumi dan tsunami, tidak bisa dihindari. “Yang bisa dan harus kita lakukan adalah upaya mitigasi atau mengurangi resiko, dan mengurangi jumlah korban. Jangan sampai kita baru bergerak setelah bencana dating, “katanya.
Ada empat hal yang harus diketahui dan diharapkan akan diajarkan dalam pelatihan itu. Empat hal itu yakni apa maksudnya bencana itu, bagaimana menyikapinya, bagaimana anak-anak diberi informasi dan diajarkan cara tepat mengurangi resiko bencana, dan memahami sebelum terjadi bencana, bukan setelah bencana.
Melalui pelatihan itu, diharapkan guru-guru PAUD menyebarluaskan hasil pelatihan itu di wilayahnya masing-masing. “Tentunya pelatihan ini hanya terbatas. Karena itu, kami juga menyiapkan berbagai panduan melalui video yang dapat di akses dengan mengunjungi kanal Youtube kami, “kata Ella.
Bahan-bahan permodelan berbagai bencana itu berasal dari barang-barang yang gampang diperoleh di rumah dan di masyarakat serta ramah anak. Berbagai bahan itu seperti tanah, terigu, soda, air, asam sitrat, mainan anak-anak dan sebagainya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Serang Asep Nugraha Jaya berharap, melalui pelatihan itu, para guru PAUD di Kota Serang memiliki pemahaman dan kekuatan untuk menanamkan mitigasi bencana pada peserta didiknya. “ Kita harus paham, bahwa Kota Serang dan Banten itu memiliki potensi bencana yang cukup kuat, “katanya.
Mieke dari New Zealand Aid Programme mengatakan, pemerintah New Zealand punya komitmen yang kuat agar masyarakat Indonesia paham mitigasi bencana. “New Zealand dan Indonesia punya persamaan nasib, yakni sama-sama berada dalam jalur cincin api, “ujarnya.
Dalam pelatihan itu, para guru PAUD dilatih membuat model-model pelatihan seperti bagaimana awal mula terjadinya bencana banjir, apa penyebabnya, bagaimana menghindari ketika bencana terjadi, dan sebagainya.
Usai pelatihan, para guru PAUD itu diharapkan memiliki kemampuan melatih peserta didik dan masyarakat sekitar. Yan