PERSIAPAN TAHUN AJARAN BARU 2020/2021 DI TENGAH PANDEMI CORONA

Pandemi Corona (Covid-19) di Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat. Hingga Minggu (24/5/2020), ada penambahan 526 kasus baru sehingga secara akumulatif ada 22.271 kasus positif Covid-19. Sampai saat ini, dampak dari penyebaran virus Corona (Covid-19) masih dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu sektor yang terkena dampak dari pandemi ini, yaitu dalam bidang pendidikan. Pada tahun ini, ada perbedaan yang dilakukan menjelang tahun ajaran baru. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud) sedang mempersiapan skenario pelaksanaan Tahun Ajaran 2020/2021. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan dari Gugus Tugas Covid-19 dan Kementerian Kesehatan. Nadiem pun menambahkan belum bisa memberi kepastian mengenai kapan tahun ajaran baru akan dimulai pada periode ini. Sebab, pembukaan kembali sekolah menunggu kondisi aman dari dampak Covid-19. Mengingat aspek kesehatan menjadi hal utama yang harus dipertimbangkan sebelum kembali memulai kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Sebelumnya, Plt. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah, Muhammad Hamid, menyatakan pihaknya mulai merencanakan pembukaan kembali sekolah pada pertengahan Juli 2020. Skenario ini ditujukan hanya untuk daerah yang dinyatakan aman dari Corona oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Kementerian Kesehatan. Pembukaan sekolah direncanakan dilakukan secara parsial sesuai kondisi tiap-tiap daerah. Jika suatu daerah dinyatakan aman, maka sekolah tersebut bisa dibuka meskipun di daerah lain belum aman. Agenda ini tentu saja harus didukung dengan data konkret mengenai kepastian bahwa daerah tersebut benar-benar aman. Sedangkan daerah yang belum aman akan tetap melanjutkan pembelajaran jarak jauh. Namun demikian, skenario tersebut belum memperoleh kepastian untuk dapat diterapkan karena keputusan itu ada di dalam Gugus Tugas, bukan Kemendikbud sendiri.
Selain itu, Dinas Pendidikan Jakarta juga telah menyusun tiga skema belajar di sekolah yang akan diterapkan pada tahun ajaran 2020/2021. Rencananya, sekolah di Jakarta akan kembali dibuka bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru 20020/2021, yakni 13 Juli. Dalam rapat pimpinan pembukaan sekolah yang diunggah di akun YouTube Pemprov DKI pada Kamis (14/5/2020), Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengatakan rencana tersebut disusun dengan mempertimbangkan penerapan pembatasan sosial skala besar (PSBB) dalam rangka mencegah penularan Covid-19. Pertama, hanya sebagian sekolah yang dibuka dengan semua siswa belajar di sekolah. Kedua, hanya sebagian sekolah yang dibuka dengan sebagian siswa belajar di sekolah. Ketiga, semua sekolah dibuka dengan sebagian siswa belajar di rumah.
Pembukaan sekolah pada tahun ajaran baru juga akan mempertimbangkan kesiapan fasilitas sekolah untuk mencegah penyebaran Covid-19 hingga lokasi sekolah. Selain tiga skema itu, Dinas Pendidikan juga merencanakan masa transisi belajar di sekolah selama dua bulan. Pada pekan pertama dan kedua masa transisi, siswa hanya akan satu kali belajar di sekolah secara bergantian. Skema dari pelaksanaan skenario ini pun tidak bisa dilakukan secara simetrik namun dengan bervariasi. Mengingat belum ada kepastian mengenai bagaimana kondisi di lapangan nanti. Berbagai langkah alternatif pun turut disiapkan. Selain itu, kesiapan fasilitas sekolah juga diperhatikan, seperti dengan menyediakan tempat cuci tangan di dekat pintu masuk ruang kelas hingga mengatur tempat duduk siswa untuk menerapkan physical distancing.