Peran PKG dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAUD
*) disampaikan dalam seminar online bertema: “Hendak dibawa Kemana PAUD Kita dalam semasa Pandemi COVID-19?” oleh Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D pada PENMAS, FKIP, UIKA – Bogor, 29 Agustus 2020
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu program pemerintah yang menaruh perhatian besar terhadap anak-anak usia pra sekolah dalam memperoleh pendidikan, baik di lembaga formal maupun non formal. Program ini juga diiringi dengan usaha untuk meningkatkan sarana pendidikan berkualitas untuk anak usia dini. Salah satunya, yaitu melalui pemberdayaan Pusat Kegiatan Gugus (PKG) di tingkat kecamatan yang tersebar di seluruh Indonesia. Program ini dilaksanakan dengan pertimbangan penting bagi guru untuk memiliki pengalaman dalam membangun pengetahuan profesional untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan dan kompetensi penciptaan pengetahuan.
Apa itu PKG?
PKG merupakan wadah koordinasi antar gugus PAUD yang melaksanakan kegiatan pembinaan bagi 3-8 gugus PAUD. Apabila kondisi geografis dan daerah tidak memungkinkan maka ada 2 gugus PAUD atau lebih dari delapan gugus PAUD dapat dibentuk dalam satu PKG PAUD. Unsur-unsur dalam PKG terdapat Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), dan Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS).
Pada tahun 1997, PKG memiliki fungsi sebagai wahana pembinaan profesional melalui KKG, KKKS, dan KKPS. Selain itu, PKG juga berfungsi untuk menumbuh kembangkan semangat kerjasama secara komunikatif dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan menyebarkan informasi, inovasi dan pembinaan tenaga kependidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Fungsi selanjutnya, yaitu meningkatkan koordinasi partisipasi masyarakat dan orang tua dalam meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan menyemaikan jiwa persatuan dan kesatuan serta menumbuhkan rasa percaya diri dalam menyelesaikan tugas sebagai guru, kepala sekolah, pengawas, dan pembina.
Pada tahun 2020, fungsi PKG mengalami perubahan yang lebih spesifik. KPG berfungsi sebagai koordinator antar gugus dan lembaga PAUD, wadah pembinaan dan peningkatan kompetensi seluruh anggota PKG PAUD dan gugus PAUD, wadah peningkatan mutu satuan PAUD, pusat informasi terkait dengan perubahan kebijakan, pengetahuan terkini, dan hal-hal lain terkait dengan kegiatan PKG PAUD dan gugus PAUD, serta mengumpulkan, menyusum dan melaporkan database.
Peran PKG dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAUD
Selama masa pandemi COVID-19, semua unsur kehidupan termasuk lembaga pendidikan mengalami dampak yang cukup signifikan. Dalam hal ini, PKG pun disesuaikan dengan peran dalam meningkatkan kompetensi guru PAUD dengan pembinaan profesional dalam semangat kerjasama yang komunikatif. kreatif, dan inovatif untuk meningkatkan mutu PAUD di masa pandemi COVID-19. Pokja PKG kelompok teknis terbagi menjadi empat, yaitu Pokja Kurikulum, Pokja Kompetensi, Pokja Teknologi Informasi, dan Pokja Kewirausahaan. Peran PKG untuk meningkatkan kompetensi guru PAUD adalah Peran Pokja Kompetensi pada Pedoman PKG 2020. Kompetensi adalah sesuai Permendikbud 137/2014 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam hal ini, tema kompetensi yang diangkat adalah kompetensi guru PAUD semasa Pandemi COVID-19. Sebagai contoh, yaitu meningkatkan kompetensi dan pengetahuan guru tentang PHBS di PAUD Normal Baru. Adapun peran yang dimaksud adalah menyusun peta kompetensi, menggemakan kompetensi, menciptakan/menyusun rencana dan melaksanakan praktik baik, menyebarkan/berbagi praktik berhasil, dan menjelajah informasi/sumber belajar.
1. Peta Kompetensi
Peta kompetensi yang dimaksud adalah menjabarkan Standar Nasional Pendidikan, berdiferensiasi sesuai usia dan jenis PAUD, deskripsi yang jelas tentang apa yang harus guru ketahui dan lakukan, berbagai cara belajar, menggunakan multimedia, membangun komunitas interaktif secara daring dan luring, serta membangun sistem data yang kuat.
2. Menggemakan Kompetensi
Ada beberapa hal yang perlu dijabarkan dalam bagian ini. Pertama, anak, orang tua, dan pembelajaran. Guru mampu berbicara dengan anak yang didampingi orang tua, misalnya berbicara tentang COVID-19 sesuai usia mereka melalui WA video/telepon serta memberi jadwal yang realistis, waktu yang bermakna, rasa aman, ruang kreatifitas, dan kesempatan berinteraksi dengan teman sebaya secara aman. Adapun terhadap orang tua, guru memiliki kemampuan untuk berbincang tentang COVID-19 dan PHBS. Guru juga harus mendorong orang tua untuk berbicara tentang hal tersebut dengan anak sehingga anak merasa aman di rumah, mendorong orang tua untuk melakukan pembiasaan terkait PHSB, mendorong orang tua agar anak mau bertanya padanya bila ada hal-hal yang mencemaskan, dan mendampingi orang tua agar dapat membantu anaknya belajar.
Kedua, konten dan terapannya untuk meningkatkan kompetensi PHBS di PAUD Normal Baru. Hal yang dilakukan, seperti elaborasi kegiatan untuk meningkatkan pemahaman tentang protokol COVID-19. Hal ini bisa dicontohkan dengan cara mencuci tangan dengan benar, menyemprot luar dan dalam ruangan dengan disinfektan, dan mengatur jarak bangku. Selain itu, penerapan kompetensi ini dilakukan dengan makan makanan bergizi, banyak minum air putih, menjaga imunitas dengan vitamin, olahraga, mangatur sirkulasi udara, istirahat cukup, menjaga kestabilan emosi, menggunakan masker saat berpergian, menjaga jarak, berupaya berinteraksi dengan teman sebaya, dan tetap tinggal di rumah.
Ketiga, pembelajaran dan penilaian. Dalam pembelajaran, guru bertugas untuk menyusun rencana pembelajaran dan memandu orang tua melaksanakan kegiatan yang mendukung setiap siswa dalam memenuhi tujuan pembelajaran secara seksama dengan memanfaatkan teknologi dan pengetahuan lintas kurikulum (bidang pengembangan) dan pedagogi. Selain itu, guru seyogyanya menggunakan pengetahuan peserta didik dan orang tua, memperhatikan konteks komunitas, dan menggunakan berbagai strategi didik mengembangkan pemahaman dan pembiasaan PHBS secara bermakna. Pada aspek penilaian, guru memantau tugas anak dan pastikan mereka menyelesaikannya tepat waktu untuk sesi online, memberikan bantuan yang diperlukan seperti membaca petunjuk dan mneggunakan perangkat, dan pahami serta gunakan berbagai metode penilaian untuk melibatkan peserta didik secara daring dan tetap memantau pertumbuhan/perkembangan anak serta menilai kemajuan belajar dan perkembangannya.
Keempat, sikap profesional dan kolaborasi. Sikap profesional ditunjukan dengan keterlibatan guru secara berkelanjutan dalam pembelajaran daring dan memiliki sikap profesional dengan mengumpulkan bukti-bukti untuk terus mengevaluasi praktek dan mengamati dampak dan hasil belajar anak serta pengaruhnya pada orang tua dan komunitas. Selain itu, guru pun harus secara profesional selalu meningkatkan kompetensinya, terus berlatih dan beradaptasi sesuai perkembangan terkini dari pandemi COVID-19 untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Pada ranah kolaborasi, guru menjadi pempimpin pembelajaran dan berperan serta bertanggung jawab untuk kemajuan belajar anak dan berkolaborasi secara profesional dengan orang tua, kolega, PAUD lain dan organisasi profesi atau organisasi praktisi pendidikan.
3. Menciptakan
Menciptakan meliputi kegiatan inovatif seperti peningkatan imunitas, pembuatan hand sanitizer dan hand wash. Selain itu, ada juga penyusunan rencana dengan mencari informasi dan tempat/sumber pelatihan, melaksanakan praktik baik dan memasarkan produk.
4. Menyebarluaskan/Berbagi Praktik Berhasil
Kegiatan ini bisa dilakukan dengan berbincang bersama mengenai hal-hal praktikal, misalnya tentang serba-serbi PBHS di PAUD Normal Baru. Topik perbincangan yang bisa diangkat mengenai PBHS anak, guru, Kepala PAUD dan staf, penyiapan protokol kesehatan, prosedur operasional standar, pembelajaran, dan penilaian di PAUD Normal Baru.
5. Menjelajah Informasi/Sumber Belajar
Menjelajah informasi merupakan kegiatan yang seharusnya dilakukan dengan menemukan informasi belajar daring dan pembelajaran virtual. Jika menemui kendala, sebaiknya tidak ragu untuk meminta nasihat mengajar dengan menghubungi guru, konselor bimbingan, dan administrator anak agar mendukung kegiatan belajar di rumah. Carilah bantuan saat terjadi masalah dengan teknologi, konektivitas, tugas, dan lainnya. Saat ini, kita berada dalam situasi di mana teknologi, komputer/gawai sangat dibutuhkan sehingga guru perlu memiliki kemampuan cara melibatkan anak yang belum memiliki kesempatan untuk berbagi pengalaman secara virtual. Peningkatan kemampuan juga diperlukan pada penguasaan cyber pedagogy termasuk antara lain, Teleconference; Zoom, Webex, Google Meet, Hangout, dsb. Untuk Learning Management System bisa digunakan Google Classroom, Edmodo, dan Quipper. Selain itu, pelaksanaan tes secara virtual guru perlu dibekali kemampuan menguasai Kuis Online: Quizziz dan Kahoot.
Refleksi Tugas dan Fungsi Gugus/PKG
Refleksi atas tugas dan furngsi gugus/PKG bisa dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang bermakna evaluatif. Beberapa di antaranya:
- Sudahkan tujuan gugus dirumuskan? Coba uraikan apa contohnya!
- Hal-hal apa yang sudah berjalan dengan baik? Coba uraikan apa contohnya!
- Bagaimana cara menyebarkan hal-hal yang sudah berjalan dengan baik? Apa contohnya?
- Hal-hal apa yang belum berjalan dengan baik? Coba uraikan apa contohnya!
- Tentukan hal yang belum berjalan dengan baik! Coba rencanakan cara mengatasinya!
- Tentukan hal yang belum berjalan dengan baik! Coba rencanakan cara mengatasinya!
- Lakukan langkah 1 sampai 6 untuk PKG
Bagaimana Memotivasi?
Motivasi bermakna sebagai sebuah langkah untuk memahani orang lain, menciptakan dan memelihara, serta menyediakan peluang dan kesempatan. Sebagai stimulan atau motivator bisa berupa pernghargaan/hadiah, pengakuan/rekognisi, dan pemberian tanggung jawab. Tujuan yang jelas juga bisa menjadi pendorong motivasi. Hal tersebut dapat bekerja apabila tujuan jelas meskipun sulit tetap harus spesifik, ada perhatian langusung, mendorong kegigihan dan mengatur strategi dalam mewujudkan rencana kerja, serta perbaikan kinerja.
Cara yang bisa dilakukan untuk memotivasi anggota, yaitu diri sendiri bersedia, kondisikan pengakuan masyarakat, mendengarkan/peluang bersuara, berdayakan anggota sesuai kekuatannya, dorong anggota memperoleh layanan profesional, sediakan hadiah/kejutan, mengenali konflik/stress, dan dorong kolaborasi.
Mengerjakan Hal dengan Benar
Niat baik tanpa manajemen yang prima dapat dikalahkan oleh niat buruk dengan rencana yang matang dan pelaksanaan yang sempurna. Cara yang bisa dilakukan untuk mendorong untuk mengerjakan hal dengan benar, yaitu dengan meningkatkan komitmen untuk mencapai kinerja terbaik, mengembangkan komunikasi dan tanggung jawab perseorangan sebagai dasar agar prakarsa dapat diwujudkan, kerjakan sessuatu secara efisien, dan laksanakan pelatihan professional pada setiap tingkatan. Sebagai tambahan, mengerjakan hal benar dengan cara yang benar dilakukan dengan menerapkan prinsip dan nilai, menghargai prakarsa/minat yang lain tapi tetap konsisten dengan nilai dan moral yang harus ditaati, dan terapkan etika, relasi positif dan kewarganegaraan yang aktif.