Menyiapkan Ilmuwan Sejak Dini Selama BDR
Oleh Ella Yulaelawati (Pendiri Rumah Komunitas Kreatif)
Salah satu kekayaan yang dimiliki bangsa kita adalah komposisi demografi yang sangat potensial di masa depan. Terkait dengan hal tersebut, sangat penting untuk melakukan penyelarasan dengan peningkatan kualitas pendidikan yang harus menjadi prioritas utama. Persiapan program untuk memanfaatkan bonus demografi ini harus diupayakan sejak dini. Oleh karena itu, tidak heran apabila pendidikan yang baik harus diterapkan sejak dini, seperti di lembaga PAUD formal (TK) dan lembaga PAUD nonformal (KB, SPS, dan TPA).
Mempersiapkan anak untuk menjadi generasi yang berkualitas dengan kemampuan nalar tinggi khususnya di bidang yang menjadi penggerak ekonomi, seperti sains dan teknologi, menginisiasi diadakannya program Ilmuwan Cilik di berbagai PAUD. Namun demikian, kondisi pandemi COVID-19 yang saat ini melanda menghambat terlaksananya kegiatan tersebut secara efektif. Keadaan ini tentu saja tidak bisa dijadikan alasan bagi anak untuk tidak mengembangkan kemampuannya menjadi ilmuwan. Selama masa Belajar dari Rumah (BDR), orang tua mengambil alih peran guru untuk mendampingi anak belajar. Oleh sebab itu, orang tua hendaknya memahami program ilmuwan cilik yang akan dilaksanakan di rumah.
Memahami Pekerjaan Ilmuwan
Secara sederhana, ilmuwan memiliki peran untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kepentingan orang banyak. Semua orang bisa menjadi ilmuwan dengan syarat ia mampu memberi solusi dan menyelesaikan masalah yang kemudian bermanfaat bagi orang banyak. Untuk menjadi ilmuwan, ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki, yaitu:
- Mengamati
- Klasifikasi
- Mengukur dan menggunakan angka
- Membuat kesimpulan sementara yang harus diuji
- Membuat prediksi
- Mampu berkomunikasi untuk menyampaikan hasil temuan
- Mengendalikan variabel
- Membuat hipotesis
- Menggunakan keterkaitan ruang dan waktu
- Menafsirkan data
- Mendefinisikan secara operasional
- Melakukan percobaan
- Menyelesaikan masalah
Dalam melakukan tugasnya, seorang ilmuwan harus memiliki sikap ilmiah. Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap ilmiah ini perlu dibiasakan pada diri anak agar mereka memiliki tanggung jawab terhadap apa yang dikerjakannya. Berikut ini beberapa sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh ilmuwan, di antaranya:
- Rasa ingin tahu dan penasaran
- Memiliki tekad yang kuat
- Terbuka terhadap saran, kritik, dan pendapat orang lain
- Menerima hasil secara faktual
- Bersikap objektif
- Skeptik yang sehat
- Memiliki kesabaran dalam melakukan penelitian
- Refleksi
- Memiliki rasa empati
- Memiliki kejujuran intelektual
- Bersikap tekun
- Memiliki rasa percaya diri
- Mengasah kemampuan intuisi ilmiah
- Menumbuhkan bakat untuk menemukan sesuatu
- Beretika
Dunia anak sangat lekat dengan rasa ingin tahu tentang segala yang ada di sekeliling mereka. Seperti kita ketahui, rasa ingin tahu bagi anak sesungguhnya merupakan bagian penting dari proses saintifik yang berguna untuk membangun pengetahuan dan pengalaman bagi anak. Rasa ingin tahu akan mendorong anak memiliki kemampuan untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, orang tua atau guru harus mendampingi anak-anak untuk mencari jawaban yang mereka butuhkan. Mereka harus dibimbing agar bisa memahami konsep sehingga mampu menjelaskan dan mengira/meramalkan konsep yang ditemukan dalam kosakata dan kalimat ilmiah. Ajak anak-anak untuk menganalisis masalah menggunakan sains sehingga mereka mampu menyadari masalah sehari-hari dalam konteks lokal, nasional dan global serta mampu menyampaikan pendapatnya secara ilmiah.
Saat terlibat dalam kegiatan sains, anak-anak bisa diajak untuk mengkomunikasikan percobaannya. Berikan pendampingan agar mereka mampu mendiskusikan temuannya secara aktif dengan teman-teman dan orang lain. Kemampuan berdiskusi akan mendorong anak melakukan evaluasi sains yang menumbuhkan kemampuan menilai kualitas informasi menggunakan sumber ilmiah. Dengan hal ini, anak-anak bisa menyaring informasi yang tidak berdasar dan kabar bohong. Kemampuan selanjutnya yang harus dikembangkan, yaitu mencipta menggunakan sains. Anak-anak mampu menerapkan metode ilmiah dalam menciptakan sesuatu dengan menggunakan bukti-bukti yang ditemukan dalam percobaan.
Anak Bekerja sebagai Ilmuwan Setiap Hari
Dunia anak adalah dunia bermain. Jadi tidak heran jika pelaksanaan kegiatan ilmuwan terjadi dalam kehidupan sehari-hari saat mereka bermain. Anak-anak akan mengeksplorasi, bermain, dan mencoba hal-hal baru setiap saat. Ketika anak berkesempatan untuk menyelidiki dunia di sekitarnya, mereka belajar dan bereksperimen dengan keterampilan dan teori ilmiah. Kegiatan ilmuwan yang dilakukan sehari-hari bisa dilakukan dengan menelaah bentuk, membangun benteng dari kardus, bermain “toko grosir”, menuangkan cairan atau bermain bahan-bahan seperti bermain gelembung, masak-masakan, mengisi dan mengosongkan wadah dengan ukuran berbeda, dan mencapur cat untuk menciptakan warna baru. Ini hanyalah beberapa contoh saja. Banyak kegiatan sehari-hari lainnya yang menggunakan keterampilan ilmiah, meskipun kita biasanya tidak menganggapnya demikian.
Penelitian menunjukkan ada hubungan positif antara pengalaman sains sejak dini dan keberhasilannya di sekolah. Saat anak-anak bermain, mereka mengeksplorasi dan membangn keterampilan dan teori tentang dunia. Ketika anak kecil menyelidiki lingkungannya, mereka mengalami kepuasan yang bisa datang dari penyelidikan, penemuan, dan pemecahan masalah. Dalam hal ini, orang tua dapat mendorong perkembangan keterampilan ilmiah anak-anak dengan memberikan kesempatan belajar dan materi yang mendukung eksplorasi dan penemuan.
Anak-anak secara alami adalah ilmuwan. Rasa ingin tahu dan kemauan untuk belajar terus-menerus merupakan bekal utama yang harus dikembangkan. Kegiatan ilmuwan yang bersifat interaktif dan berbasis eksplorasi memberikan banyak peluang bagi anak-anak sebagai pembelajar handal untuk terlibat secara aktif dalam dua dunia ─ bermain dan belajar. Mereka akan mencoba-coba, mencari tahu bagaimana dunia ini bekerja dengan melakukan serangkaian langkah keterampilan ilmiah. Adapun keterampilan ilmiah yang dimaksud meliputi mengamati, bertanya, membuat prediksi, merancang dan melaksanakan eksperimen, serta berdiskusi.
Anak-anak akan menemukan pola dan membangun teori untuk menjelaskan apa yang mereka lihat, dan mengumpulkan “data” untuk menguji teori tersebut. Teori itu sendiri bisa seperti tebakan atau penjelasan yang mungkin tentang sesuatu. Contoh yang bisa diamati saat seorang balita membuat jejak kaki setelah dia berjalan melewati genangan air. Dia mungkin membentuk teori berdasarkan pengamatannya pada jejak kakinya, bahwa cara dia berjalan mengubah ukuran dan bentuk jejak langkahnya. Kemudian, dia menguji teorinya dengan melompat dengan satu kaki atau berjalan dengan jari kakinya untuk melihat apakah jejak kakinya berbeda atau berubah. Seperti ilmuwan, anak-anak belajar dari orang lain. Mereka mengamati apa yang dilakukan anak-anak lain dan orang dewasa serta belajar dengan mencobaulang apa yang telah dilihatnya. Selain itu, mereka juga bisa mengajukan pertanyaan dan melihat hasilnya.
Menyiapkan Ilmuwan
Untuk membangun pengalaman ilmiah, orang tua dapat memberikan bantuan dengan memberi isyarat, mendorong, mempertanyakan, mencontohkan, berdiskusi, dan menceritakan. Pendampingan yang dilakukan orang tua juga bisa dilakukan dengan mengamati apa yang dilakukan anak-anak, mengajukan pertanyaan, dan mendorong mereka untuk terus berkreativitas. Selain itu, orang tua juga perlu memperkuat pengetahuan, memperbaiki konsep yang salah, dan memperluas pemikiran anak-anak. Misalnya, anak-anak bermain pesawat kertas kemudian orang tua bisa bertanya:
- Bagaimana caranya pesawat itu terbang lebih jauh?
- Dapatkah membuat yang lebih mirip dengan pesawat asli?
- Apa yang sedang kamu kerjakan?
- Apa yang kamu perhatikan?
- Percobaan apa yang kamu lakukan?
- Apa yang terjadi bila…?
- Bagaimana kalau…?
- Apa yang akan dilakukan berikutnya?
- Apa yang berbeda untuk kedua kalinya?
Kemudian orang tua dapat membantu anak-anak untuk melakukan penelitian lanjut. Orang tua juga memberikan bantuan dengan memfasilitasi pertemuan beberapa anak. Anak-anak dapat berkomunikasi dan menceritakan gejala alam, misalnya metamorfosa atau daur hidup kupu-kupu.
Kegiatan Ilmuwan Kecil di Rumah
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan bakat saintifik pada anak. Orang tua dapat mengajak anak menjadi ilmuwan cilik dengan melakukan berbagai eksperimen seru di rumah. Kegiatan eksperimen bisa berfungsi sebagai salah satu stimulasi tumbuh kembang anak. Bukan hanya itu, melalui eksperimen, orang tua juga bisa melihat sejauh mana potensi kepintaran anak terhadap kegiatan yang bersifat sains. Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan seperti di bawah ini:
Pengenalan STEAM
Program ilmuwan cilik bisa dilatih melalui pembelajaran berbasiskan STEAM, yaitu Science, Engineering, Arts, dan Mathematics sejak usia dini. Pola belajar STEAM harus disesuaikan dengan tingkat tumbuh kembang anak. Harus dibedakan pembelajaran berbasis STEAM untuk anak usia dini, usia sekolah dasar, dan menengah. STEAM bisa dikenalkan pada anak sejak dini dengan peralatan sederhana, murah, dan mudah diperoleh di sekitar kita.